Selasa, 14 Januari 2014

DDU (Dahsyat Dakwah Ukhuwah)




DDU (Dahsyat Dakwah Ukhuwah)
Dakwah dan ukhuwah adalah dua hal yang tak boleh terpisah. Karena ia merupakan kekuatan terbesar untuk menggerakkan roda perjuangan. Tak akan mampu dakwah ini dijalankan hanya seorang diri. Sehingga ukhuwah menjadi suatu keniscayaan bagi dakwah.
Itulah mengapa Rasulullah saw ketika di Madinah memulai sejarah peradaban islam dengan mempersaudarakan para sahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Beliau sangat paham bahwa misi menghapus kejahiliyahan dan menegakkan kalimat Tauhid adalah tugas yang memerlukan tenaga ekstra. Akan banyak pertentangan dan perlawanan yang diterima, maka membangun benteng ukhuwah yang kokoh sejak awal adalah strategi jitu untuk mempertahankan konsistensi. Dan ukhuwah senantiasa meleburkan segalanya sehingga timbul rasa saling memiliki, tak rela kehilangan satu sama lain, dan itu semua memicu lahirnya kekuatan dahsyat.
Kekuatan ini begitu tergambar dalam sengitnya perang badar. Peperangan yang tidak hanya menguji fisik namun juga mental. Betapa tidak, dapat dibayangkan bagaimana sulitnya berada di posisi yang sangat dilematis ketika itu, antara memilih keluarga atau ALLAH dan Rasul-Nya yang telah terlanjur di taati sepenuhnya semenjak hidayah itu menembus hati mereka satu persatu. Saat itu, seorang anak harus rela membunuh ayah, paman dan saudara sedarah mereka. Namun, totalitas keimanan membuat mereka tegar membersamai ALLAH, Rasul-Nya dan orang-orang beriman.
Ya, persaudaraan karena iman telah mengalahkan persaudaraan sedarah sekalipun. Maka inilah kekuatan dahsyat itu yang terus menyemangati jiwa-jiwa perindu tegaknya Islam di muka bumi. Menyongsong kemenangan dakwah dengan kekuatan dahsyat ukhuwah membuat perjalanan ini terasa indah. Karena kekuatan yang berbentuk iman ini, bersumber dari Pemilik kekuatan Ter-Besar yang takkan terkalahkan.
Di dalam Al-Qur’an yang mulia ALLAH SWT berfirman, “Dan ALLAH yang mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi ALLAH-lah yang telah menyatupadukan mereka…” (Q.S. Al-Anfaal: 63)
Kunci kekuatan ini sekali lagi adalah iman. Maka memelihara kestabilan iman menjadi hal yang sangat urgen bagi para aktivis dakwah dalam mempertahankan kekuatan dahsyat itu. Karena ukhuwah, senantiasa berbanding lurus dengan iman. Ketika iman melemah maka tidak perlu heran jika ikatan ukhuwahpun merenggang dan begitupun sebaliknya.
Kepada para pelopor kebangkitan islam, khususnya ikhwah di MT An-Nahl, kita memang tidak sehebat para sahabat dahulu, mereka memang generasi terbaik yang telah menggoreskan tinta emas kemenangan islam. Namun ikhwah, kita tentu masih yakin dengan janji ALLAH bahwa islam akan kembali jaya suatu saat nanti. Pastikan bahwa kita termasuk di dalam orang-orang yang memiliki andil terhadap kejayaan islam. Agar kita tidak malu ketika menghadap ALLAH di akhirat kelak dan bahkan dengan PD (Percaya Diri) akan mengatakan pada-Nya bahwa kita telah mempersembahkan usaha-usaha terbaik kita dalam menegakkan agama-Nya.
Memastikan diri untuk tetap istiqomah di jalan indah ini adalah dengan tetap menjaga ukhuwah islamiyah diantara kita. Kita membutuhkan saudara yang terus mengingatkan dan menguatkan azzam yang suatu saat mungkin goyah, menyemangati dikala jiwa lelah dan pasrah. Bahkan adanya saudara kita, semoga mengantarkan pada keberuntungan yang dijanjikan ALLAH dalam surat Al-Ashr, yaitu mereka yang beramal shaleh dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Segala perbedaan semoga tidak menjadi penghambat mengupayakan ukhuwah, namun berusaha untuk meyocokkan ukuran-ukuran yang tidak sesuai sehingga dapat saling melengkapi. Acuhkan keegoisan yang akan menghancurkan semangat kebersamaan. Tetap teguh dan bersabar menjalani amanah dakwah ini, karena sabar sangat dekat dengan kemenangan.
Semoga kader MT An-Nahl semakin solid ^_^
(To be continued…)
By: Kasrina Nursyahraini (Co. Keputrian MT An-Nahl)

Tidak ada komentar: