Kamis, 06 September 2012

Kisah Cintaku dengan-Nya

Oleh: Kasrina Nursyahraini 
(Co. Kaderisasi MT An-nahl 2012/2013)

Hari itu, adalah hari yang sangat bersejarah bagiku. Tanggal 13 november 2010 aku memutuskan untuk selalu memakai jilbab dalam keseharianku. Kapanpun dan dimanapun, tidak hanya sekedar ketika pergi ke kampus saja tetapi juga ketika berada di lingkungan kos dan tempat lainnya, selama di sana ada orang yang bukan mahramku. Pada hari itu Allah menggetarkan batinku, kurasakan hidayahNya telah menyentuh dan merasuk ke dalam hati dan pikiranku. 

Semua berawal, ketika aku mengikuti DM 1 (Dauroh Marhalah 1) atau bisa disebut dengan Training Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Universitas Mataram (KAMMI UNRAM) pada tanggai 11-13 november 2010 di PSBR (Panti Sosial Bina Remaja), Bengkel, Lombok Barat. Entahlah, aku tak tau kenapa dulu aku mau mengikuti kegiatan ini, tak ada alasan yang begitu kuat (bahkan sampai sekarang aku tidak menemukan alasannya). Seakan-akan kaki ini yang mengendalikan, kemanapun dia membawaku, aku fine saja. Jika ku pikir-pikir lagi semua ini terasa aneh. 

Aku rela meninggalkan beberapa mata kuliahku hanya karena kegiatan ini, padahal saat itu aku baru semester satu. Saat-saat_ yang kita semua tahu_ dimana para MABA (mahasiswa baru) termasuk aku merasa bahwa kuliah adalah nomor satu, tidak boleh bolos sekalipun karena ingin menggapai prestasi setinggi mungkin. Di tempat DM pun tak ada suatu kegiatan yang terlalu menarik bagiku, justru seringkali materi-materi itu membuatku merasa bosan dan sebenarnya tidak banyak yang aku megerti mengenai materi-materi tersebut. Hanya cerita-cerita lucu dari pemateri saja yang kadang ku ingat. Akan tetapi, memang ada satu hal yang membuatku betah berada di sana saat itu. Yah, aku merasa sangat nyaman saat itu, tapi tak tau kenapa. Tak tau tepatnya, apa yang membuatku nyaman. Yang pasti aku kagum dengan batasan antara ikhwan dan akhwatnya. Rapi dan terjaga dengan baik. (pertahankan ya!;)


Aku banyak menemukan sesuatu yang baru, aku merasa telah menemukan islam yang sebenarnya. Itu semua kurasakan ketika aku mengikuti proses DM, aku baru sadar bagaimana pakaian seorang muslimah yang sebenarnya, bagaimana seharusnya berinteraksi dengan lawan jenis dan yang membuat terkesan juga, selama 3 hari itu tidak ada sedikitpun waktu yang berlalu tanpa hal berarti. Paginya kami riyadoh (olahraga), setelah itu mengikuti materi sampai ashar, setelah ashar ada FGD (Focus Group Discusion). 

Ketika magrib kami sholat berjamaah, membaca Al-Ma’atsurot bersama _saat itu pertama kalinya aku membaca al-ma’atsurot karena memang aku baru mengenalnya_ dan aku ingat sekali, ketika di hari pertama aku yang memimpin membaca al-ma’atsurot, waktu itu aku sempat merasa heran kenapa mereka membacanya loncat-loncat, maksudnya ada beberapa bagian yang tidak dibaca. Setelah itu baru aku sadar bahwa ternyata ada do’a-do’a yang khusus dibaca dipagi dan begitupun sore harinya (jadi malu ). Kemudian ba’da sholat Isya kami berdiskusi sampai jam 11. Jam 3 kami sudah harus bangun untuk menunaikan sholat tahajud kemudian tilawah dan dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah, membaca al-ma’atsurot kemudian mendengar taujih dari salah seorang dari peserta DM, begitu seterusnya kegiatan kami selama tiga hari tersebut. Benar-benar keseharian yang islami. 

Ketika kegiatan DM berakhir dan kami harus kembali ke kos maing-masing, aku sangat merasa kehilangan dan merindukan moment-moment seperti itu lagi. Walaupun demikian aku sangat bersyukur pada Allah SWT. Aku merasa Allah menaruh perhatian khusus buatku, karena sepulang dari DM itulah aku berjanji untuk tidak melepaskan jilbab dalam keseharianku (walaupun saat itu belum berjilbab rapi). Subhanallah, sungguh ku rasakan hidayahNya menyentuh kehidupanku dengan begitu lembut, indah, penuh cinta dan begitu berkesan. Padahal dulu aku termasuk yang anti pakai jilbab dan rok karena menurutku itu ribet dan gak keren. 

Tapi Alhamdulillah, Allah telah menanamkan keyakinan yang luar biasa dalam diri ini untuk mengenakan jilbab, sedikitpun tidak dibiarkannya setan mendapat celah untuk menggoyahkan keputusanku. Aku mengatakan demikian karena, rasanya berbeda sekali dengan perempuan-perempuan lain yang belum mengenakan jilbab dimana mereka mempunyai beribu alasan untuk itu. Ada yang beralasan, belum siaplah, mau menjilbabi hati dulu katanya, takut diputusin pacarlah, tidak leluasa dalam beraktifitas dan alasan-alasan lainnya. Anehnya, saat itu tak ada satupun diantara alasan-alasan itu yang terlintas dalam pikiranku, aku sama sekali tidak memikirkan konsekuensi jika aku memutuskan untuk mengenakan jilbab. Terimakasih ya Allah atas keyakinan ini. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kepercayaan Allah pada ku akan hidayaNya, aku harus terus menjaga dan mempertahankannya.

Semenjak itu, aku semakin rajin mendalami ilmu-limu tentang islam melalui kajian-kajian di kampus dan juga melalui mentoring di fakultasku. Aku adalah anggota yang paling rajin di kelompok ku waktu itu, tidak pernah sekalipun tidak hadir dalam pertemuan rutin ini. Ini sebagai salah satu usaha dan bentuk kesungguhan ku dalam meraih cintaNya. Dan subhanallah, Allah memang tidak pernah menyia-nyiakan usaha hambaNya. Seiring berjalannya waktu akupun semakin nyaman dengan kehidupanku yang baru, bersama orang-orang baru pula yang luar biasa memberi inspirasi bagi jiwa ini. Selalu memberiku semangat, tidak hanya dalam hal memperbaiki akhlak, tapi juga mengenai akademik. Mereka selalu bersedia menjadi tempat untuk ku mencurahkan segala isi hati, baik itu sedih maupun bahagia, mereka juga bahkan tidak segan membantuku dalam hal financial. Ya Allah…lengkap sudah rasanya hidupku. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan???”. 

Dari mereka aku merasakan persaudaraan yang sebenarnya, atau yang biasa disebut dengan ukhuwah. Seindah dalam firman-Nya berikut ini, 

Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka. Akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.” (Al-Anfal: 63). 

Betapa kini kurasakan hidupku semakin lebih baik, damai dan bahagia, berkat cintaNya. Dan sekarang, alhamdulillah penampilanku semakin rapi dengan jilbab yang syar’i (serasa menjadi muslimah sejati ). Kini aku telah mengetahui tujuan hidup yang sebenarnya.

Allah tujuan ku,
Rasulullah teladan ku,
Al-Qur’an pedoman hidup ku,
Jihad adalah jalan juang ku,
Mati di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi,

Dakwah, ya itulah satu-satunya jalan terbaik. Tak ada pilihan lain yang lebih indah dalam hidup ini selain ikut bergabung dan berjuang dalam dakwah, karena memang jalan inilah jalan yang paling dekat dengan ridhoNya, Insya Allah. Walaupun harus berlelah-lelah, menguras pikiran, tenaga, waktu, harta bahkan jiwa. Tapi itulah istimewanya orang-orang mukmin, kelelahannya dalam berjuang di jalan Allah adalah kebahagiaan bagi dirinya. Firman Allah dalam surat Muhammad ayat 7 menjadi penyemangat tersendiri bagi kami. Allah berjanji, “Dan jika kamu menolong agama (Allah) maka Allah akan menolongmu dan menangguhkan kedududkanmu.” Janji Allah tentu tidak sama dengan janji manusia yang masih diragukan kepastiannya. Janji Allah lebih pasti dari terbitnya matahari. Aku telah sering membuktikannya. Banyak para aktifis dakwah yang dimudahkan oleh Allah dalam urusannya. 

Dari segi akademik banyak dari mereka yang IPKnya selalu di atas standar bahkan ada beberapa yang telah meraih gelar MAWAPRES (Mahasiswa Berprestasi) di kampusnya. Para aktifis inipun akhirnya banyak dipercaya untuk menjadi pemimpin di kampus, misalnya menjadi ketua BEM, DPM, HMJ, HMPS dan UKM-UKM. Setelah keluar di kampuspun mereka menjadi orang-orang sukses dan di hormati di kalangan masyarakat. Akupun merasa bangga dan bersyukur menjadi bagian dari mereka. Allahu Akbar!!!

Yah, dalam jalan dakwah kisah CINTAku denganNya terjalin. Kisah cinta yang sungguh indah. Bukan kisah cinta biasa, karena tokoh utamanya adalah aku dengan pemilik alam semesta ini yaitu Allah azza wa jalla . Dalam kisah cinta ini, tak ada istilah patah hati, tak pernah bertepuk sebelah tangan. Bahkan, ketika kita mendekatiNya sejengkal, maka Ia mendekati kita sehasta. Ketika kita menemui-Nya dengan berjalan maka Ia menyambut kita dengan berlari. Itulah kisah cinta yang tak akan pernah putus di tengah jalan, kisah cinta yang kekal, tak akan ada kekecewaan di dalamnya, kisah cinta yang sangat manis dan indah. 

Adakah yang tak menginginkan kisah cinta seperti ini?.
Semua orang bisa merajut kisah cinta denganNya, jika mereka mau. Tidak terbatas pada umur, status sosial sampai jenis kelamin. Entah dia perempuan ataupu laki-laki semua mempunyai kesempatan yang sama. Tak ada kata terlambat untuk memulai kisah cinta denganNya. Karena Sang pemilik alam semesta ini, tidak pernah bosan menanti siapa saja yang ingin menemuiNya. Ingat saudaraku, jalan dakwah adalah jalan yang paling dekat dengan ridhoNya. Jalan yang paling mudah untuk merajut kisah cinta ini. Itu berarti jika sekarang kamu telah yakin untuk merajut kisah cinta ini, haruslah melalui jalan dakwah. 

Temukanlah keajaiban hidup dari kisah cintamu denganNya. Yakinlah engkau akan menjadi orang paling bahagia dalam hidup ini, tidak ada sedikitpun kerugian yang akan kau temui. Bacalah firmanNya dalam surat At-Taubah ayat 111, “ Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh dan terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung.”

Cermatilah dengan saksama firman Allah di atas. Allah menyatakan akan membeli harta dan jiwa orang-orang mukmin yang berjuang di jalanNya dengan surga. Adakah diantara kita yang tidak menginginkan surga???. Sungguh, tidak ada yang lebih indah dari cinta dan ridho Allah. Maka tunggu apalagi?, segeralah untuk meraih cintaNya!. 

Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata.’ Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf: 108)

Kemudian untuk saudari-saudariku yang sangat aku cintai karena Allah yang hingga saat ini belum memutuskan untuk mengenakan jilbab, kalau bukan sekarang lalu kapan lagi?. Hidayah Allah tidak bisa datang begitu saja dengan sendirinya tanpa usaha dari kita. Tak ada yang bisa menjamin, apakah satu detik kedepan nyawa ini masih bertahan dengan jasad.

Sebenarnya Allah, Dia-lah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan jika kamu adalah orang-orang yang benar.” (Al-Hujurat: 17)

Persembahan terakhir:

Segala ciptaan Allah yang berharga di muka bumi ini senantiasa tertutup dan sulit untuk didapatkan.
Dimanakah engkau menemukan berlian?

Jauh di dalam tanah, tertutup dan terlindungi.
Dimanakah engkau menemukan mutiara?

Jauh di dasar samudera, tertutup dan terlindungi dalam sebuah cangkang yang keras.
Dimanakah engkau menemukan emas?

Jauh di dalam tanah yang ditambah, tertutup oleh banyak lapisan batuan.
Engkau harus bekerja keras untuk mendapatkannya.

Demikian pula tubuhmu. Jauh lebih berharga daripada berlian dan mutiara, maka engkau juga harus mengenakan hijab (jilbab) agar tertutup.

Selamat merajut kisah CINTA denganNya ;) !








Tidak ada komentar: