Jumat, 09 Desember 2011

Dawroh Pertama Bagaimana Adab dengan Sang Pencipta?

Dawroh Pertama
Bagaimana Adab dengan Sang Pencipta?




As-Syaykh Ibnu ‘Utsaymin berkata, budipekerti yang baik dalam bermu’amalah dengan Sang Pencipta terkumpul pada tiga perkara:
 

1. 
Menerima berita-berita dari Alloh dengan membenarkan. · Di mana tidak ada keraguan atau kebimbangan pada diri manusia dalam membenarkan berita dari Alloh –Yang maha tinggi- dan berita dari Rosu-Nya –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam padanya-; karena berita dari Alloh –Yang maha suci lagi tinggi- bersumber dari ‘ilmu dan Dia adalah yang paling benar sebagaimana Alloh –Yang maha tinggi berfirman mengenai diri-Nya

{ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا }
{ dan siapa yang lebih benar perkataannya dari pada Alloh }
· Seperti berita mengenai hari kiamat, maka sungguh Nabi –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam padanya- telah memberitakan

(أن الشمس تدنو من الخلائق يوم القيامة بقدر ميل) 
( Bahwa matahari turun di atas makhluq seukuran 1 mil pada hari kiamat )
sama saja 1 mil tempat celak atau satu mil jarak antara mataari dan kepala makhluq adalah sedikit. Oleh karena itu, maka sesungguhnya manusia tidak terbakar dengan panasnya meskipun matahari kalau turun saat ini di atas dunia seukuran ujung jari-jari, niscaya terbakarlah dunia ini. Sungguh orang bilang, bagaimana matahari turun di atas kepala makhluq pada hari kiamat dengan jarak segitu kemudian orang-orang tetap ada?

· Bagaimana adab seorang mu’min terhadap Robb-Nya dan Nabi-nya berkaitan dengan hadits ini? Adab berkaitan dengan hadits ini adalah kita menerima dan membenarkan hadits ini, juga jangan ada rasa sesak dalam dada kita berkaitan dengan hadits ini, tidak ada rasa sempit, tidak ada rasa ragu dan agar kita ketahui bahwa apa yang dikabarkan oleh Rosul –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam padanya- dalam hal ini adalah benar.
· Tidak mungkin kita membandingkan keadaan-keadaan di akhirat dengan keadaan-keadaan di dunia karena adanya perbedaan yang besar. Jika demikian, maka sungguh seorang mu’min bisa menerima berita semisal ini dengan lapang, tenang dan pemahaman terhadap hal ini pun menjadi luas. Dengan beradab terhadap Robb-nya dan Nabi-nya –semoga Alloh limpahkan sholawat dan salam padanya-, dapat memperbagus akhlaqnya dan dapat meluruskan usahanya. Maka kelurusan dalam berinteraksi dengan perkataan dan tindakan yang diterima dari Alloh dan Rosulnya membawanya pada kebaikan ‘amal dan terampuninya dosa.
Alloh ta’ala berfirman,

{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا}
{ Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Alloh dan berkatalah dengan perkataan yang lurus / benar, niscaya Alloh perbaiki bagi kalian amal kalian dan Dia ampuni bagi kalian dosa kalian. Dan siapa yang taat pada Alloh dan Rosul-Nya, sungguh dia telah sukses dengan kesuksesan yang besar. } [ al-Ahzab: 70 – 71 ]

2. 
Menerima hukum-hukum Alloh dengan melaksanakan dan mengimplementasikan



· Sesungguhnya adab dengan Alloh dalam berinteraksi dengan hukum-hukum-Nya adalah hendaknya orang menerimanya, melaksanakannya dan mengimplementasikannya tanpa menolak suatu apapun dari hukum-hukum Alloh. Maka jika dia menolak satu hal dari hukum-hukum Alloh, maka ini adalah adab yang buruk terhadap Alloh, sama saja dia menolaknya karena mengingkari hukumnya atau menolaknya karena sombong dari melaksanakannya, atau menolaknya karena meremehkan mengamalkannya. Karena sesungguhnya hal itu menghilangkan adab yang baik terhadap Alloh –Yang perkasa lagi mulia-
· Contohnya: sholat. Tidak diragukan bahwa sholat adalah berat bagi manusia. Sholat adalah berat bagi kaum munafiq. Sebagaimana Nabi –semoga sholawat dan salam terlimpah padanya- bersabda,

(أثقل الصلاة على المنافقين صلاة العشاء وصلاة الفجر)
“Sholat yang paling berat bagi kaum munaafiq adalah sholat isya’ dan sholat fajr.”
Akan tetapi sholat bagi orang mu’min adalah penyejuk matanya dan ketenangan bagi jiwanya. Maka adab yang baik terhadap Alloh –Yang maha perkasa lagi mulia- berkaitan dengan sholat, hendaknya Anda melaksanakannya sedangkan hati Anda lapang lagi tenang, dan kedua mata Anda bergembira / senang.
· Contoh lain adalah puasa. Tidak diragukan lagi bahwa puasa adalah berat bagi manusia; karena ketika berpuasa manusia meninggalkan yang biasa (baginya), berupa makanan, minuman dan bersetubuh. Ini adalah perkara yang berat. Akan tetapi seorang mu’min yang beradab baik dengan Robb nya –Yang maha perkasa lagi mulia- menerima beban ini dengan lapang dada dan tenang. Jiwanya pun lapang, maka akan Anda dapati dia berpuasa pada hari-hari yang panas lagi panjang dalam keadaan rela dan lapang dada, Karena dia beradab baik dengan Robb-nya. Adapun berburuk adab dengan Alloh, maka menghadapi ‘ibadah seperti ini dengan gelisah dan benci. Sedangkan kalau saja dia tidak khawatir terhadap perkara yang akibatnya tidak terpuji / tidak baik, niscaya dia tidak akan melazimi puasa itu. 

3. 
Menerima qodar-qodar Alloh dengan sabar dan ridho · Misalnya; sebagian qodar Alloh ada yang memperbaiki orang dan sebagian ada yang tidak memperbaiki. Contohnya: sakit, faqr (kesedihan / kemiskinan) dan mushibah-mushibah (yang lain) secara umum tidak memperbaiki orang.
· Maka berbaik adab dengan Alloh seperti qodar-Nya adalah ridho dengan apa yang Alloh tetapkan untuk Anda, tenang dengannya dan mengetahui bahwa Alloh –Yang maha suci dan maha tinggi- tidak menetapkan qodar-Nya untuk Anda kecuali karena hikmah dan tujuan terpuji yang berhak disyukuri. Karena itu, maka sungguh berbaik adab terhadap Alloh berkaitan dengan qodar-qodarnya adalah hendaknya orang rela, tunduk dan tenang. Karena itu Alloh memuji orang-orang yang sabar yang jika mushibah menimpa mereka, mereka berkata,

إنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ
Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan sesungguhnya kami kembali kepada-Nya. 
Dan Alloh berfirman,

{ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ }
{ Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang sabar. } [ al-Baqoroh: 155 ]
Maka tiga hal ini adalah seputar berbaik adab dengan Alloh –Yang perkasa lagi mulia-. Selesai dengan perubahan (seperlunya).

Tidak ada komentar: